mgid.com, 605850, DIRECT, d4c29acad76ce94f
banner 728x90 banner 728x90 banner 728x90 banner 728x90 banner 728x90 banner 728x90

Bupati Akui Galau Kasus Kekerasan Anak Meningkat Tiap Tahun

  • Share

SANGGAU, info-kalbar.com – Meningkatnya kasus kekerasan terhadap anak menjadi atensi khusus Pemerintah Kabupaten Sanggau. Bahkan, Bupati Sanggau Paolus Hadi mengaku galau ketika melihat kasus kekerasan terhadap anak terus meningkat setiap tahunnya. Hal itu diungkapkan Bupati saat melounching Pusat pembelajaran keluarga (Puspaga) dan Sanggau bermartabat peduli anak (sama duli anak) yang digelar di lantai dua Mall Pelayanan Publik (MPP) jalan Pancasila Kelurahan Ilir Kota, Rabu (17/2).

Padahal, kata Bupati, Kabupaten Sanggau telah memiliki Peraturan daerah tentang perlindungan anak dan perempuan. Semua kemampuan dan sumber daya sudah kita maksimal.
“Hari ini kita lounching Puspagama sama duli anak. Dan kita juga sudah punya psikolog untuk itu,” kata Bupati.

Dikatakan Bupati, bukan hanya dari pemerintah daerah dalam hal ini dari bupati dan jajarannya. Tapi juga kerjasama semua pihak untuk mewujudkan Kabupaten Sanggau ramah anak.

“Tetapi disini juga peran teman-teman Forkompimda dan intansi vertikal yang ada disini. Mengapa?, karena mereka juga punya tanggungjawab untuk memastikan rakyat Indonesia ini, terutama anak-anak agar tidak banyak menjadi korban. Sehingga dibentuklah Puspaga ini dan ini tempat pusat pelayanannya. Nah, untuk sekarang disini tempat pelayanannya dan memang harus mulai, tetapi nanti saya minta untuk Puspaga ini ditempat di Antong Ngelayan,” ujar Bupati.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Dinsosp3akb) Kabupaten Sanggau, Aloysius Yanto mengatakan tidak boleh ada diskriminasi terhadap anak karena anak merupakan bagian dari warga negara yang memiliki hak yang sama dengan orang lain dan hak anak merupakan hak asasi manusia yang harus dijamin dan dilindungi bukan hanya oleh pemerintah tertapi juga oleh pemerintah daerah dan non pemerintah, antara lain dunia usaha, media masaa dan lembaga non pemerintah lainnya.

Pada kesempatan itu, Ia juga membeberkan data kekerasan terhadap anak tiga tahun terakhir yang terus mengalami peningkatan. Tahun 2018 terjadi 21 kasus, tahun 2019 naik menjadi 32 kasus, dan tahun 2020 naik lagi menjadi 46 kasus.

“Angka ini menunjukan kasus kekerasan terhadap anak khususnya di Kabupaten Sanggau semakin mengkhawatirkan dan menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi kita semua dalam memberikan perlindungan anak – anak di Kabupaten Sanggau,” ungkapnya.

Kasi Pemenuhan Hak Anak Dinsosp3akb Kabupaten Sanggau, Pratiningsih sekaligus Psikolog Puspaga Sama Duli Anak menyampaikan bahwa sudah banyak yang dilakukan sebagai upaya mengantisipasi, dan menekan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Seperti yang disampaikan pak bupati bahwa cenderung meningkat terkait kasus kekerasan kepada perempuan dan juga anak. Tetapi karena pengetahuan masyarakat sudah tau bahwa ketika dipukul maka harus ngelapor. Nah, seperti itulah kenapa angkanya menjadi meningkat,” kata Pratiningsih.

Upaya – upaya yang sudah dilakukan untuk mencegah hal tersebut juga sudah banyak. “Kita lakukan sosialisasi ke desa-desa/kelurahan fokus, kemudian berdasarkan mapping yang dimana daerah-daerah yang kasusnya terbanyak. Untuk di tahun 2020 ini yang terbanyak adalah daerah Kecamatan Mukok. Nah, kedepan setelah kita melihat ternyata daerah Mukok yang paling banyak kasusnya, maka kedepan kita akan lebih gencar disana untuk melakukan sosialisasi,” ungkapnya. (pek/tsy).

  • Share