
MEMPAWAH, infokalbar.com – Komandan Koramil (Danramil) 1201-03 Mempawah Hilir, Peltu Apriadi menyatakan, akibat pandemi yang berkepanjangan saat ini, telah memukul sektor pertanian masyarakat bawah. Bahkan tidak menutup kemungkinan, jika hal ini terus berlanjut, akan memukul sektor pertanian secara nasional.
Hal itu disampaikan, Peltu Apriadi disela-sela memerintahkan para personil Babinsanya mengikuti video call tentang ketahanan pangan di ruang teritorial Makodim 1201/Mempawah, Sabtu (19/06/2020)
“Pandemi yang berkepanjangan sampai saat ini akan berpengaruh pada ketahanan pangan nasional sehingga diperlukan terobosan baru selain penanganan tentang kesehatan dan perekonomian,” ujarnya.
Penyuluhan secara virtual mengenai ketahanan pangan ini disampaikan oleh Kodam XII/TPR melalui Bidang Pembinaan Teritorial (Binter) yang bekerjasama dengan PPL Dinas pertanian Sintang.
“Tujuannya untuk memberikan pengetahuan tentang ketahanan pangan kepada para prajurit teritorial di jajaran wilayah Korem 121/ABW, termasuk Kodim 1201/Mempawah,” ungkapnya.
Dari kegiatan itu, Peltu Apriadi memerintah kepada seluruh jajarannya untuk terus melakukan pendampingan kepada masyarakat guna memperkuat ketahanan pangan di masa pandemi saat ini.
“Guna mencegah, jangan sampai terjadinya krisis pangan yang dapat berpengaruh pada kehidupan sosial masyarakat,” jelasnya.
Danramil melanjutkan, menjaga ketahanan pangan sudah menjadi salah satu kewajiban dan prioritas TNI AD. Pihaknya pun akan terus bekerja keras melakukan langkah-langkah antisipatif, seperti memperkuat koordinasi, melakukan pembinaan serta pendampingan kepada masyarakat.
“Kerja keras dan keteguhan serta sinergitas seluruh lapisan masyarakat adalah kemenangan untuk kita bersama dalam menghadapi pandemi sehingga kehidupan dapat kembali normal” ucap Danramil.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Sintang, Veronika Ancili menuturkan,
ketahanan pangan dapat dimulai dengan pemanfaatan pekarangan dan halaman rumah sendiri, selain area perkebunan dan pertanian.
“Pemanfaatan limbah rumah tangga yang bisa dijadikan pupuk organik, sehingga dapat mengurangi pengeluaran (biaya operasional) pada masa pandemi dalam program ketahanan pangan mandiri, sehingga dapat menambah penghasilan rumah tangga” ujar Veronika Ancili. (FikA)