mgid.com, 605850, DIRECT, d4c29acad76ce94f
banner 728x90 banner 728x90 banner 728x90 banner 728x90 banner 728x90 banner 728x90 banner 728x90 banner 728x90 banner 728x90 banner 728x90 banner 728x90 banner 728x90

Empat Tahun Lalu, Prancis Sudah Ingatkan AS Soal “Senjata Biologis” di Laboratorium Wuhan

  • Share
Petugas laboratorium. (Ilustrasi/Istimewa)
Keterangan foto: Petugas laboratorium. (Ilustrasi/Istimewa)

JAKARTA, infokalbar.com – Sebelum pandemi Covid-19 melanda dunia saat ini, seorang mantan pejabat di bawah pemerintahan Amerika Serikat (AS) era Donald Trump mengklaim bahwa Prancis sudah memperingatkan AS soal adanya “senjata biologis” di Laboratorium Wuhan.

Dikutip dari Detik.com, Sabtu (31/07/2021), David Asher, seorang senior di Hudson Institute kepada Daily Caller News Foundations, intelijen pemerintahan Prancis telah memperingatkan Amerika Serikat (AS) kalau China sudah mulai melenceng dari perjanjian awal mereka.

Awalnya, setelah wabah SARS 2003, Prancis dan China menandatangani perjanjian pada 2004 untuk membangun laboratorium keamanan hayati baru di Wuhan Institute of Virology untuk ‘melawan dan mencegah penyakit baru’.

Seperti diberitakan The Sun, dilihat Sabtu (31/07/2021) Prancis berperan dalam menyediakan desain lab, pelatihan biosafety, dan sebagian besar teknologinya sebelum lab tingkat BSL-4 (yang sekarang menjadi pusat badai atas dugaan kebocoran lab) secara resmi dibuka pada tahun 2018. 

Di bawah kesepakatan antara Paris dan Beijing, sekitar 50 ilmuwan Prancis dikirim untuk membantu melatih pekerja laboratorium China dan mengawasi pekerjaan para peneliti.

Tapi para ilmuwan Prancis ini malah ‘ditendang’ dari lab Wuhan. Asher menyebut kejadian ini membuat mereka khawatir dengan apa yang sebenarnya sedang direncanakan oleh China dan apa alasan di balik itu semua.

Masih berdasarkan ulasan dari Detik.com, informasi lain menyebut bahwa pejabat keamanan nasional tidak ingin berbagi teknologi sensitif dengan China karena mereka khawatir lab itu suatu hari nanti dapat diubah menjadi ‘persenjataan biologis’ menurut media Prancis Le Figaro.

Departemen Luar Negeri AS telah mengklaim bahwa Wuhan Institute telah terlibat dalam penelitian rahasia atas nama militer China sejak 2017. Asher mengatakan pendanaan federal AS untuk laboratorium seharusnya dihentikan ketika Prancis memperingatkan Departemen Luar Negeri AS pada 2015. Dia mengatakan seharusnya pejabat Departemen Luar Negeri menutup semua kerjasama AS dengan China.

Memang, antara Oktober 2009 dan Mei 2019, US Agency for International Development (USAID) memberikan USD 1,1 juta kepada EcoHealthAlliance yang berbasis di AS untuk sub-perjanjian dengan lab. Sebuah pengawas federal juga sedang menyelidiki National Institutes of Health setelah terungkap bahwa organisasi tersebut memberikan lebih dari USD 800 ribu ke laboratorium China.

Gagasan bahwa Covid-19 mungkin muncul dari kebocoran laboratorium sebenarnya bukan hal baru, tetapi China telah berulang kali bersikeras kebocoran seperti itu sangat tidak mungkin. 

Baru-baru ini pihak lab Wuhan juga mengklaim tidak ada kebocoran patogen atau kecelakaan infeksi staf yang terjadi sejak laboratorium dibuka pada 2018. (FikA)

  • Share