mgid.com, 605850, DIRECT, d4c29acad76ce94f
banner 728x90 banner 728x90 banner 728x90 banner 728x90 banner 728x90 banner 728x90 banner 728x90 banner 728x90 banner 728x90 banner 728x90 banner 728x90 banner 728x90

Ketum Organisasi Sayap PDI Perjuangan Minta Polisi Tangkap Otak Dibalik Pengeroyokan Ketum KNPI Haris Pertama

  • Share
Ketetangan foto: Wajah Ketua Umum KNPI Haris Pratama babak belur usai dikeroyok OTK pada Senin (21/02/2022). (CNNIndonesia.com/Istimewa)
Ketetangan foto: Wajah Ketua Umum KNPI Haris Pratama babak belur usai dikeroyok OTK pada Senin (21/02/2022). (CNNIndonesia.com/Istimewa)

JAKARTA, infokalbar.com – Ketum Relawan Perjuangan Demokrasi (REPDEM)–yang merupakan organisasi sayap dari PDI Perjuangan, Wanto Sugito, mendukung pihak kepolisian untuk mengungkap kasus penyerangan dan pengeroyokan terhadap Ketum DPP KNPI, Haris Pertama, secara terang benderang.

Untuk itu, Wanto pun meminta kepada pihak kepolisian untuk menangkap seluruh pelaku yang terlibat, tak terkecuali otak dibalik penyerangan dan pengeroyokan tersebut.

“Kekerasan yang dilakukan secara berkelompok itu tidak hanya mencederai hukum, tetapi juga mengancam keselamatan warga yang bersangkutan dan merusak tatanan demokrasi jika bermotif politik karena perbedaan pendapat. Saya rasa pihak kepolisian harus segera tangkap pelakunya dan tentu otak dibalik penganiayaan itu apapun motifnya,” terang Wanto Sugito, seperti dilansir dari Radarnonstop.co, Senin (28/02/2022).

Wanto yang juga menjabat Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Tangerang Selatan itu menyatakan, andaikata motif penyerangan dan pengeroyokan tersebut dilatarbelakangi oleh karena adanya perbedaan pandangan atau pendapat, maka hal itu sangat disayangkan.

Ia berpendapat, dalam alam demokrasi seperti saat ini, sangat tidak dibenarkan jika kekerasan dijadikan sebagai alternatif jalan keluar.

“Pancasila sebagai ideologi sebuah bangsa jelas menawarkan musyawarah untuk menyelesaikan segala persoalan, bukan kekerasan. Bung Karno mengatakan, jika rukun kita menjadi kuat. Kuat karena bersatu, bersatu karena kuat,” jelas aktivis 98 lulusan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini. (FikA)

  • Share