Berita  

Sikap Kritis yang Berujung pada Penangkapan, Sekjen PPWI: Seluruh Pengurus dan Anggota Diminta Menahan Diri dan Tidak Terprovokasi

Indonesia Mencari 1000 Polisi Baik Pilihan Masyarakat 2021 merupakan salah satu program yang diinisiasi oleh Dewan Pengurus Nasional Persatuan Pewarta Warga Indonesia (DPN-PPWI) bekerjasama dengan Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar (Satgas Saber Pungli). (Dokumen/Istimewa)
Indonesia Mencari 1000 Polisi Baik Pilihan Masyarakat 2021 merupakan salah satu program yang diinisiasi oleh Dewan Pengurus Nasional Persatuan Pewarta Warga Indonesia (DPN-PPWI) bekerjasama dengan Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar (Satgas Saber Pungli). (Dokumen/Istimewa)

JAKARTA, infokalbar.com – Sikap kritis yang berujung pada penangkapan salah satu tokoh pers nasional, Wilson Lalengke, cukup mengejutkan berbagai kalangan, terutama para pengurus dan anggota Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) se-Indonesia.

Namun demikian, Sekretaris Jenderal DPN PPWI, Fachrul Razi meminta agar para pengurus dan segenap anggota PPWI tetap dapat menahan diri dan tidak terprovokasi oleh insiden tersebut.

“Saya minta kepada seluruh pengurus dan anggota untuk tahan diri, sabar, tidak gegabah, tidak terprovokasi–dan kita sedang menyaksikan sebuah proses penegakan hukum yang diobrak-abrik, yang dirusak oleh oknum-oknum,” kata Fachrul Razi dalam pernyataannya melalui pesan suara yang beredar di grup-grup WhatsApp.

“Perlu kita ketahui bahwa di atas langit masih ada langit, diatas pangkat ada pangkat, di atas jabatan ada jabatan, mereka gak akan lama duduk disana karena semua ada masanya,” sambungnya.

Fachrul Razi menyatakan, kesabaran dari para pengurus dan anggota PPWI saat ini sangat diperlukan. Pihaknya akan mencoba upaya menempuh jalan damai untuk menyelesaikan persoalan ini.

“Kesabaran kita adalah ujian terbesar bagi PPWI, kekompakan kita adalah modal kita untuk terus solid dan tidak terprovokasi dengan apapun, kita akan tempuh jalur damai atau dengan cara-cara yang sesuai dengan aturan hukum, kita tidak mau ada pihak-pihak yang mencoba memboncengi penegak hukum sehingga proses penangkapan saudara Wilson dilakukan tanpa prosedur hukum,” katanya.

Jujur, Fachrul Razi menegaskan, bahwa ia sendiri pun sangat marah ketika mengetahui bahwa Ketum PPWI, Wilson Lalengke diperlakukan tidak manusiawi dan seolah teroris.

“Saya ingin katakan, saya marah betul dengan peristiwa hari ini dan juga video yang menunjukkan bagaimana seorang Wilson diperlakukan tidak manusiawi, ibarat teroris dan menjadi musuh utama aparat,” katanya.

“Saya menghargai aparatur negara, saya menghargai kepolisian dan saya menghargai teman-teman di Lampung khususnya Lampung Timur, tapi penegakan hukum harus ditegakkan, bukan berarti melakukan tindakan dengan cara kekerasan,” katanya.

Lebih lanjut Fachrul Razi mengatakan bahwa dirinya memaklumi psikologi saudara Wilson yang berada di lapangan, karena lelah, letih dan juga kecapaian, sehingga beliau berada dalam kondisi yang tidak terkontrol.

“Saya minta ke teman-teman untuk bisa menahan diri, kita akan hadapi secara baik-baik, kalau ini bisa diselesaikan secara musyawarah dan damai, mari kita selesaikan. Tapi kalau ini tetap dilanjutkan, kita akan tetap lanjutkan sampai proses hukum ditegakkan seadil-adilnya,” katanya.

Seperti diketahui sebelumnya, Wilson dkk ditangkap oleh Tim Gabungan Resmob Polda Lampung dan Polres Lampung Timur, di depan gerbang Polda Lampung Itera, pada Sabtu (12/03/2022) siang.

Penangkapan Wilson ini terkait kehadirannya ke Mapolres Lampung Timur yang awalnya guna mengkritisi penangkapan salah seorang wartawan yang juga anggota PPWI Lampung berinisial MR–yang diduga tidak sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) penangkapan.

Namun dalam kesempatan itu, Wilson kemudian geram lantaran melihat adanya berbagai papan bunga ucapan “selamat dan sukses” atas penangkapan MR yang ditujukan kepada pihak Polres Lampung Timur.

Alhasil, Wilson pun merobohkan beberapa papan bunga ucapan yang terpampang di depan kantor Mapolres Lampung Timur tersebut. Dan atas dasar perobohan itulah Wilson kemudian ditangkap atas dugaan melakukan “pengrusakan”. (FikA)