SINGKAWANG, infokalbar.com – Menyikapi Permasalahan Rencana Revitalisasi Pasar Beringin, salah satu tokoh masyarakat Kota Singkawang Dedi Mulyadi, ikut berkomentar.
Kepada wartawan Infokalbar di Cafe Manila Selasa 27 -9-2022 Dedi Mulyadi mengatakan, “Setelah saya mendalami masalah ini, sebenarnya sederhana dan cukup dibicarakan kembali antara Para Pedagang dan Pemerintah Kota Singkawang”.
“Tidak perlu diributkan. Ini masalah hanya karena skema penawaran yang berisi Harga, lama pencicilan dan ukuran kios dan Los yang akan dibangun, juga masalah tempat sementara (relokasi) untuk berdagang dalam 2 tahun ini selama proses pembangunan Revitalisasi ini dilakukan,” ujarnya.
Lebih lanjut pria yang biasa disapa Dedi ini juga mengatakan namun karena dimasuki, indikasi disusupi oleh beberapa kepentingan tertentu pihak-pihak lain dan kepentingan politik untuk menjatuhkan citra Pemerintah Kota Singkawang.
“Akhirnya masalah ini jadi besar dan terus panas, digoreng-goreng,” ungkapnya.
Dedi juga mengharapkan kepada para pedagang untuk membuka diri, memahami duduk masalahnya, jangan ikut-ikutan dan jangan selalu bersikeras untuk menolak, karena pembangunan revitalisasi ini juga harapan masyarakat Singkawang dan masyarakat sangat mendukung demi kemajuan kota ini.
“Jadi kepada para pedagang kecil, pedagang lapak, pedagang los, pedagang kaki lima dan pedagang emperan jalan raya, harus paham bahwa gerakan penolakan ini adalah terindikasi karena dimotori oleh kepentingan pribadi dan kelompok dari orang-orang yang mau menggagalkan revitalisasi, dan orang-orang ini akan berhadapan dengan masyarakat nantinya, karena hal ini mengenai kepentingan masyarakat singkawang yang haus akan pembangunan dan penataan, yang memimpikan kebersihan dan pengelolaan pasar yang higienis, bersih dan tertata,” katanya.
“Tidak seperti saat ini yang kusut, semrawut, tak beraturan dan kotor, dimana itu juga jalan, tong sampah, air genangan kotor menjadi satu dengan barang dagangan, belum lagi konsumen yang kalau habis hujan terus berbelanja maka masuk dengan pakaian bersih, keluar dengan kotor karena genangan air dan sampah-sampah yang berserakan,” ujarnya.
Dedi juga menyampaikan pihaknya juga memberi pemahaman kepada para pedagang, jika tidak setuju pembangunan revitalisasi ini maka akan sangat merugikan bagi Para Pedagang Kecil itu sendiri, karena dinilai menghambat pembangunan, juga masih banyak masyarakat dan konsumen yang setuju.
“Bahkan sebagian masyarakat banyak yang mau mengambil dan membayar Kios dan Los jika Revitalisasi itu berhasil dibangun,” jelasnya.
“Dan kami juga mengingatkan bahwa Pemerintah bisa saja mencabut HPL dan HGU yg dimiliki oleh para pedagang selama ini karena dinilai menghambat proses pembangunan yang dilakukan Pemerintah,” katanya.
“Jadi kami mohon agar para pedagang jangan mudah disusupi oleh kepentingn pihak-pihak tertentu yang coba menggagalkan pembangunan ini, karena akan berhadapan dengan masyarakat yang sangat mendambakan adanya Pengelolaan Pembangunan yang berbasis kemajuan dan modernisasi. Masyarakat sepenuhnya mendukung Program Pembangunan ini, jangan sampai terjadi benturan antara masyarakat dengan pedagang,” katanya.
“Sekali lagi kami ingatkan bahwa apabila Pedagang menolak maka HPL dan HGU bisa saja dicabut dan diberikan kepada masyarakat yang mau berdagang. Pedagang-pedagang kecil jangan terprovokasi oleh kepentingan pedagang besar, karena pedagang besar itu sifatnya me-monopoli tempat selama ini dengan 2-3 kios yang dimiliki selama puluhan tahun selama ini. Kita sudah tangkap masalahnya bahwa mereka itu Pedagang Besar tidak mau berbagi tempat dengan pedagang kecil yang berjualan di emper dan kaki 5 pasar, di jalan-jalan raya itu,” paparnya
“Karena ketika revitalisasi itu selesai maka akan bisa menampung para pedagang kecil, dan pedagang besar akan sangat menolak karena luas besar tempatnya berkurang karena harus berbagi dengan pedagang kecil. Masalah ini telah kita pelajari dan kita tangkap sehingga berani untuk kita kemukakan. Akhirnya inikan tidak bagus demi kebersamaan,” katanya
“Jadi para pedagang kecil, emperan, kaki lima, gerobak-gerobak yang ada untuk tidak ikut-ikutan oleh kepentingan pedagang besar tersebut, dan kepentingan pihak-pihak tertentu yang membawa dalam kepentingan politik untuk menjatuhkan kewibawaan Pemerintahan yang ada,” ucapnya.
“Semua ini bisa menghambat pembangunan yang ada, akibatnya masyarakat lah yang dirugikan,” ujarnya
“Ingat, pedagang besar (kios) inikan ada indikasi utk tetap bisa mempertahankan monopolinya menguasai HGU dan HBL yang selama ini dimilikinya. Jadi bagi para pedagang kecil, pedagang kaki lima, los pasar dan emperan2 jalan raya itu harus pikirkanlah nasib dan kejelasan saudara sekalian, jangan ikut-ikutan,” katanya
“Karena masyarakat sangat mendukung program Revitalisasi ini, jika saudara-saudara pedagang menolak maka masih sangat banyak dari masyarakat yang mau mendaftar dan menggantikan untuk ikut bisa berdagang setelah revitalisasi pasar beringin nantinya. salam perjuangan,” tutupnya. (Indra)