Berita  

Era Ria Norsan Jadi Bupati Mempawah, Lahan Milik Kerabat Keraton Diduga Diuruk Secara Brutal

Keterangan foto: Gusti Kamiran. (Faisal Rizal/Warta Pontianak/Istimewa)
Keterangan foto: Gusti Kamiran. (Faisal Rizal/Warta Pontianak/Istimewa)

MEMPAWAH, infokalbar.com – Demi mengejar target ‘ambisius’ penyelesaian tiga proyek penimbunan, tanah seluas kurang lebih 178 hektar di Jalan Pangsuma, Kabupaten Mempawah, Kalbar, milik almarhum Raden Mas Jafar–yang merupakan Legiun Pejuang Kemerdekaan–diuruk secara brutal.

Urukan tanah itu kemudian dialihkan untuk penimbunan proyek Pelabuhan Kuala Mempawah, proyek Diklat Perhubungan Mempawah, dan kawasan pelabuhan Kijing Mempawah.

Dilansir dari laman Warta Pontianak, Selasa (02/11/2021), anak dari almarhum Mas Jafar, Gusti Kamiran menyebutkan, jika pengurukan itu terjadi pada saat Ria Norsan (sekarang Wakil Gubernur Kalbar, Red) masih menjabat sebagai Bupati Mempawah. 

Pengurukan itu terjadi, lanjutnya, lantaran Ria Norsan memiliki sebagian tanah itu, namun anehnya semua lahan itu diakuinya.

“Pernah pada saat itu Raja Mempawah menyurati Ria Norsan agar segera dihentikan karena selain tanah itu masih milik kerabat keraton Mempawah, isi surat itu juga agar tidak terjadi pengrusakan lingkungan yang lebih parah lagi, namun surat itu tidak dihiraukan oleh Bupati Mempawah saat itu,” ujar Gusti Kamiran, pada Selasa, 2 November 2021.

Tak hanya kepada Bupati Mempawah, saat terjadi pengurukan lahan itu, Gusti Kamiran juga menyurati Polres Mempawah dan Polda Kalbar, namun dari keterangan pihak Polda Kalbar menjelaskan, jika itu bukan wewenang Polda Kalbar, dan dari oknum di Polda Kalbar itu mengatakan, jika surat kepemilikan tanah dari kerajaan tidak berlaku. Atas dasar itu Gusti Kamiran pun lantas menyurati Kapolri.

Dikatakannya, ia pernah menggarap lahan di dekat lahan itu untuk menanam buah, namun ia dihalang-halangi oleh beberapa oknum yang dengan lantang menyebutkan jika lahan itu adalah milik Ria Norsan.

“Saya merasa heran mengapa pak Ria Norsan bisa tega terhadap saya yang merupakan kerabat keraton, padahal nama ayah saya diabadikan menjadi jalan di Tayan, dan nama kakek saya juga yaitu Gusti Muhammad Taufiq juga diabadikan menjadi jalan di Mempawah,” ucapnya.

Masih berdasarkan ulasan Warta Pontianak, Gusti Kamiran merasa sedih karena lahan itu menjadi kenang-kenangan bagi dirinya saat meraih predikat pemuda tani teladan tingkat Nasional mewakili Kalimantan Barat pada tahun 1993. Karena di lahan itu dirinya telah menanam berbagai buah-buah unggulan, namun sekarang itu tinggal kenangan saja sejak tanahnya diuruk.

Gusti Kamiran mengaku bahwa ia pernah menghibahkan lahan itu untuk pembangunan Sekolah Polisi Negara (SPN), dan tempat itu juga menjadi tempat praktek anak-anak dari Sekolah Pertanian Mempawah.

“Sampai sekarang aksi pengerukan tanah masih berlanjut pada saat Erlina istrinya Pak Ria Norsan menjadi Bupati Mempawah,” kata dia.

Sebagai kerabat keraton, Gusti Kamiran meminta agar lahan itu dihijaukan kembali dengan cara ditanam buah-buah unggulan, karena kalau dibiarkan diuruk tanahnya akan membuat lahan itu menjadi rusak

“Janganlah mencari uang namun tidak memperdulikan hak-hak pemilik lahan dengan cara merusak lahannya,” katanya.

Dirinya juga menjelaskan, jika selama ini, hubungan Bupati Mempawah, Erlina, tidak familiar dengan keraton Amantubillah Mempawah, hal itu dibuktikan dengan kegiatan-kegiatan keraton yang tidak pernah dihadiri oleh Bupati Erlina, selain itu anggaran untuk keraton juga tidak ada. (Red)