Rokidi ‘Sakit Kanker’ Berjoget Ria di Pesta Nyonya Gubernur: Dikira Mirakel?

Rokidi Dirut Bank Kalbar yang ‘sakit kanker usus’ tapi berjoget di pesta gubernur, membuktikan bahwa di Indonesia, alasan pengunduran diri bisa lebih kreatif daripada skenario sinetron. Simak analisis data lengkap kasus ini!

Rokidi, Dirut Bank Kalbar. (Istimewa)

PONTIANAK, Infokalbar.com – Dalam dunia perbankan yang biasanya serius dengan angka-angka, PT Bank Kalbar justru menghadirkan tontonan lebih menghibur daripada liveshow Raffi Ahmad.


Rokidi, sang Direktur Utama yang mengundurkan diri dengan alasan kanker usus stadium 3B, tiba-tiba berubah jadi bintang panggung di ulang tahun istri Gubernur Kalbar.

Data Kontras:

Tanggal Pengunduran Diri: 29 Maret 2025 (alasan: harus istirahat total, larangan stres).

Tanggal Penampilan Publik: 14 April 2025 (aksi joget + nyanyi full energy).

Lokasi Kontroversi: Kediaman Gubernur Kalbar, Pontianak.

Kalau kanker ususnya bisa sembuh dalam 2 minggu, mungkin Rokidi perlu bagi-bagi resep ke RS Siloam.

Surat Pengunduran Diri Itu Karya Sastra Atau Drama Komedi?

Surat pengunduran diri Rokidi yang tersebar di WhatsApp pegawai Bank Kalbar layak diajukan ke Pulitzer untuk kategori Best Fiction. Tertulis jelas: “Saya tidak bisa bekerja karena kondisi kesehatan yang buruk… kanker usus stadium 3B… harus hindari stres.”

Fakta Mengejutkan:

Dokter Siloam: Belum ada pernyataan publik apakah Rokidi discharge atau malah dapat standing ovation dari tim medis.

Kostum Pesta: Batik lengan panjang (seakan ingin menyamarkan energi dangdut yang meluap-luap). Stadium 3B ternyata cuma kode untuk ‘Bisa Berjoget dengan Baik’.

Pesta Joget yang Bikin Rapat Direksi Malu-Maluin

Di pesta Nyonya Erlina Ria Norsan, Rokidi tidak cuma hadir—ia mencuri perhatian. Berdampingan dengan Gubernur Ria Norsan dan Wakil Gubernur Krisantus Kurniawan (yang mungkin sedang bertanya-tanya: “Ini orang sakit atau sedang kesurupan musik?”), ia bernyanyi dan berjoget seolah baru saja disembuhkan oleh dukun viral.

Logika Medis vs Logika Pesta: Jika stres dilarang, apakah joget dangdut termasuk terapi?

Etika Publik: Apakah lebih baik mengaku “saya capek korupsi” daripada pura-pura sakit?

Konsistensi itu penting. Kalau mau pensiun alasan sakit, ya jangan ketahuan live di TikTok lagi.

Tinjauan Hukum dan Etika Siap-Siap Dipanggil

Pengunduran diri dengan alasan kesehatan tapi bukti fisik bertolak belakang bisa jadi grounds untuk investigasi. Beberapa pertanyaan kritis:

Apakah ini upaya menghindari audit?

Apakah Pemprov Kalimantan Barat sebagai pemegang saham ikut tersenyum kecut melihat aksi ini?

Ini bukan cuma masalah etika, tapi juga governance. Kalau memang sakit, seharusnya ada medical check-up independen.

Pelajaran untuk Para Dirut di Indonesia

Rokidi telah memberi kita masterclass dalam public relations yang gagal:

Jangan menulis surat pengunduran diri dengan alasan fatal jika Anda masih bisa nge-dance di depan pejabat.

Jangan kira masyarakat tidak akan stalk media sosial. Next time, kalau mau exit, bilang saja: saya mau jadi YouTuber. Lebih kredibel. ***