Kapuas Hulu, Infokalbar.com – Di Kapuas Hulu, kratom atau daun purik bukan sekadar tanaman liar. Daun hijau yang dikeringkan itu kini jadi sumber nafkah banyak keluarga. Dari hasil menjual kratom, warga bisa membiayai sekolah anak, menabung, bahkan memperbaiki rumah mereka.
Minggu (14/9/2025), Gubernur Kalimantan Barat Ria Norsan menyaksikan langsung geliat industri ini saat meninjau pabrik pengolahan kratom di Putussibau. Ia melihat bagaimana komoditas lokal bisa menjelma menjadi harapan baru bagi masyarakat.
“Pada prinsipnya, kratom ini sangat membantu masyarakat. Terutama di Kapuas Hulu,” ujarnya.
Meski memberi peluang besar, Norsan menegaskan perlunya regulasi yang kuat agar para petani dan pelaku usaha tidak dirugikan. Aturan yang jelas dinilai bisa melindungi mereka dari permainan harga di pasar internasional.
“Kita ekspor keluar. Perdagangan ini akan kita buat regulasinya, supaya masyarakat terlindungi dan tidak mudah dipermainkan harga oleh pembeli,” tegasnya.
Tak hanya itu, ia juga menyiapkan langkah strategis dengan menjadikan Pelabuhan Internasional Kijing sebagai pintu utama ekspor kratom. Dengan fasilitas yang lengkap, pelabuhan ini diyakini mampu memperlancar arus perdagangan.
“Ketika pelabuhan Kijing sudah berfungsi maksimal, nanti akan dibuat pergub (peraturan gubernur) supaya seluruh ekspor-impor diarahkan ke sana,” jelasnya.
Soal kualitas produk, Norsan menekankan pentingnya standar yang diakui internasional. Pemerintah, katanya, akan bekerja sama dengan Balai POM untuk memastikan kratom Kalbar memenuhi uji mutu.
“Saat ini mungkin laboratorium sudah ada. Namun ke depan, pemerintah akan menjalin kerja sama dengan Balai POM untuk pengawasan dan pengujian menyeluruh,” tandasnya.
Harapan warga sederhana: dengan regulasi yang jelas dan dukungan penuh pemerintah, kratom bisa benar-benar menjadi komoditas andalan yang mengangkat ekonomi Kapuas Hulu sekaligus mengharumkan Kalbar di pasar global. (Tasya)












