CIMAHI, infokalbar.com – Sejumlah tukang becak di Jalan Pasir Kumeli Karang Mekar Kecamatan Cimahi Tengah nasibnya kian tak menentu.
Setelah digerus kemajuan teknologi dengan hadirnya ojek dan angkutan penumpang berbasis online, kini pandemi Covid-19 menambah penderitaan mereka.
Tata (80 tahun), salah seorang tukang becak mengaku, ia hanya bisa pasrah dengan kondisi saat ini. Penghasilan sehari-harinya tidak cukup untuk mau makan sehari-hari. Terkadang, penghasilan mengayuh becak dari pagi hingga petang hanya Rp 10 ribu dan kadang tidak ada hasil.
“Kami sangat merasakan dampak Corona. Kadang juga, jika tidak ada penumpang, saya pungut kardus dan plastik bekas, untuk dijual, jika diperkirakan sudah sampai 50 ribu baru dijual untuk membeli beras,” terangnya kepada redaksi media ini, Rabu (21/07/2021).
Pria tua itu mengaku, sudah 60 tahun mengayuh becak di Cimahi, tetapi, baru kali ini ia dan keluarganya merasakan dampak perekonomian yang sangat terpuruk. Penumpang yang biasa menjadi langganannya kini tak lagi menggunakan jasanya, mereka lebih memilih menggunakan angkutan online.
“Puluhan tahun di Cimahi baru kali ini saya merasakan dampak perekonomian yang sulit. Tapi mau diapa, ini pekerjaan saya,” keluh Pak Tata.
Sekitar 50 orang pengayuh becak berada di dalam kota Cimahi bernasib sama dengan Tata, yang merasakan sulitnya memperoleh rupiah di tengah pandemi Covid-19.
Mereka berharap, jika pemerintah menyalurkan bantuan, agar memperhatikan tukang becak, sebab penghasilan mereka jauh dari kata cukup.
“Belum ada bantuan sembako yang dibagikan oleh pemerintah di Cimahi kepada kami ini. Kalau bisa bantuan selanjutnya untuk kami. Semoga juga Corona-19 ini cepat reda/hilang,” harap Tata. (Dedi H)