Berita  

Pukul Kepala Komandan Kodim Saat Mau Dites Antigen, Warga Buleleng Dipolisikan

Cuplikan (tangkapan layar) video pemukulan warga Desa Sidetapa oleh anggota TNI yang viral beredar di berbagai platform media sosial. (Istimewa)
Keterangan foto: Cuplikan (tangkapan layar) video pemukulan warga Desa Sidetapa oleh anggota TNI yang viral beredar di berbagai platform media sosial. (Istimewa)

BALI, infokalbar.com – Komandan Kodim (Dandim) 1606/Buleleng, Letkol Inf Muhammad Windra Lisrianto, terpaksa melaporkan warga Desa Sidetapa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali, ke pihak yang berwajib.

Hal itu lantaran warga tersebut memukul kepala Dandim setelah sebelumnya yang bersangkutan menolak dengan kata-kata kurang enak saat hendak dilakukan tes antigen oleh petugas gabungan.

Peristiwa bermula saat pihaknya melakukan patroli bersama petugas dari lintas instansi yang tergabung dalam Satgas Covid-19, Senin (23/08/2021), di Desa Sidetapa.

Dikutip dari Detik.com, Selasa (24/08/2021), Windra menceritakan, kronologis kejadian bermula saat pihaknya bersama petugas lainnya menyisir secara acak para pengguna jalan untuk dilakukan testing antigen.

Pada awalnya, Windra menyatakan, patroli berjalan normal, para pengguna jalan pun diarahkan menepi untuk dilakukan testing antigen. Hingga muncullah dua orang yang mengendarai motor berboncengan, berusia antara usia 19-21 tahun melintas di hadapan petugas yang sedang patroli.

Petugas yang melihat itu, kemudian mengarahkan agar pengendara tersebut menepi. Namun saat saat hendak disetop, keduanya tidak mau berhenti, dan malah melaju kencang dan menabrak salah satu petugas.

“Petugas gabungan ini ada dari TNI, Polri, BPBD, Satpol PP, Dishub. Saat dihentikan keduanya tidak mau berhenti dan malah menabrak petugas dan melarikan diri dengan cara sporadis,” katanya.

Tak lama kemudian, kedua pemuda ini datang kembali ke lokasi patroli dan menantang petugas yang ada di sana.

‘Kemudian dia balik lagi, dan bilang ‘ngapain kalian ngalang-ngalangi saya. Kemudian anggota mendekati dan menarik yang bersangkutan agar di-antigen, dia ini meronta-ronta, melawan, berkata yang kurang baiklah, sehingga kami dudukkan lah dia,” katanya.

Tak lama berselang, datanglah bapak dari pemuda tersebut. Dandim Windra yang berjarak 200 meter dari titik kejadian awal kemudian mendekati, mencoba mengurai persoalan.

“Saya tarik lah bapaknya, tenang dulu, kita antigen dulu, tapi bapaknya tetap menarik anaknya untuk pulang, nah saat kejadian itu terjadi, tiba-tiba kepala saya dipukul dari belakang, oleh salah satu dari dua orang itu, yang wajahnya lagi viral, yang lagi dipukuli anggota itu,” katanya.

“Kepala saya dipukul dari belakang, kemudian saya bingung siapa yang memukul saya? Nah saat itulah anggota saya yang berada di kanan-kiri saya langsung spontan, karena dia tau (siapa yang memukul, red), dipukullah orang itu,” paparnya.

Sebelumnya, aksi aparat TNI yang sedang memukul warga Desa Sidetapa tersebut sempat terekam kamera, hingga kemudian viral di berbagai platform media sosial. Sayangnya, lantaran video tersebut hanya merekam pada saat personel TNI sedang memukul warga, alhasil, banyak netizen yang menyangka bahwa aparat lah yang melakukan kekerasan. Padahal menurut versi Windra, tidaklah demikian.

“Jadi yang di Instagram itu hanya sepotong dari versi mereka saja,” jelasnya.

Siap Memaafkan

Keterangan foto: Cuplikan (tangkapan layar) video pemukulan warga Desa Sidetapa oleh anggota TNI yang viral beredar di berbagai platform media sosial. (Istimewa)

Masih berdasarkan ulasan dari Detik.com, terkait dengan pelaporan sendiri, Windra mengaku kalau hal itu bertujuan untuk mencari titik terang persoalan.

“Ya semalam (pasca kejadian) kita sudah (melaporkan warga tersebut). Karena ternyata bukan saya sendiri yang dipukul lainnya,” kata Windra.

Namun, setelah adanya pelaporan ke polisi, Windra mengaku menerima informasi bahwa pihak warga tersebut mau datang ke Kodim.

“Kita mau lihat (setelah mereka datang) bagaimana kelanjutannya. Sekarang katanya (mereka datang), informasinya sekarang mau ke Kodim,” terang Windra.

Windra menegaskan, jika mereka mau bermediasi dan meminta maaf, pihaknya bakal menyelesaikan perkara tersebut secara damai. Menurutnya, sesama manusia bisa saling memaafkan.

“Ya namanya manusia kan kita saling memaafkan lah ya. Tapi cara mereka kemarin membuat video viral itu sepotong saja. Mudah-mudahan bisa berakhir baik itu,” kata dia.

Lalu jika mereka bersedia meminta maaf apakah laporan akan dicabut? Windra mengatakan bahwa pihaknya bakal menyesuaikan.

“Ya kalau itu kita akan sesuaikan (laporannya), karena niat kita memang membantu masyarakat. Dibayangkan saja, kita lihat yang kegiatan (rapid test) antigen, mereka menolak, melawan petugas, kemudian melakukan pemukulan, kan seperti itu. Itulah sebenarnya yang kurang sesuailah,” tuturnya.

“Kita kan sebagai warga negara yang baik harus mendukung pemerintah. Anggota saya (reflek, red) memukul (warga itu) karena saya dipukul duluan. Jadi jangan memandang kesalahannya itu dari satu sisi saja,” kata Windra. (FikA)