mgid.com, 605850, DIRECT, d4c29acad76ce94f
banner 728x90 banner 728x90 banner 728x90 banner 728x90 banner 728x90 banner 728x90 banner 728x90 banner 728x90 banner 728x90 banner 728x90 banner 728x90 banner 728x90

Taliban Tak Larang Perempuan Kuliah, Tapi..

  • Share
Pejuang Taliban. (Istimewa)
Keterangan foto: Pejuang Taliban. (Istimewa)

JAKARTA, infokalbar.com – Kelompok Taliban tidak melarang wanitanya untuk bersekolah hingga ke jenjang yang lebih tinggi, atau kuliah. Asalkan dalam pelaksanaan perkuliahan tersebut, antara mahasiswi dan mahasiswanya dipisah.

Dikutip dari Merdeka.com, Senin (13/09/2021), Menteri Pendidikan Tinggi, Abdul Baqi Haqqani memberi sinyal bahwa perempuan hanya akan diizinkan untuk belajar, namun tidak berdampingan dengan laki-laki.

Taliban mengatakan mereka tidak akan mencegah perempuan untuk mendapatkan pendidikan atau pergi bekerja. 

Sebelumnya mahasiswi, tidak harus mematuhi aturan berpakaian, dan universitas merupakan pendidikan bersama, dengan laki-laki dan perempuan belajar berdampingan. Namun di tangan Taliban kebijakan itu mendapat perubahan.

“Kami tidak masalah mengakhiri sistem pendidikan campur,” jelas Haqqani”Mahasiswa-mahasiswa itu muslim dan mereka akan menerimanya,” tambahnya. 

Sebagian kalangan menyebut aturan baru ini akan menyingkirkan perempuan dari pendidikan karena universitas tidak memiliki sumber daya untuk menyediakan kelas yang terpisah. Namun, Haqqani berkeras ada cukup guru wanita dan jika mereka tidak tersedia maka ada cara alternatif lainnya yang akan ditemukan.

“Itu semua bergantung pada kemampuan universitas,” jelasnya. “Kami akan meminta guru laki-laki untuk mengajar dibalik tirai atau menggunakan teknologi.”

Anak perempuan dan laki-laki juga akan dipisahkan di sekolah dasar dan ini sudah menjadi hal yang wajar di Afghanistan.

Perempuan akan diwajibkan memakai kerudung, namun Haqqani tidak menjelaskan spesifik apakah cadar wajib digunakan atau tidak.

Haqqani menuturkan materi pelajaran yang diajarkan di universitas juga akan dievaluasi lagi. Dia mengatakan, Taliban ingin “membangun kurikulum Islam yang sesuai dengan Islam kami, nilai-nilai sejarah dan nasional, di sisi lain, dapat bersaing dengan negara lain.” (FikA)

  • Share