Berita  

Pemerintah Diminta Bersikap Tegas Atas Kekejaman Terhadap Umat Islam di India

SINGKAWANG, infokalbar.com – Masyarakat muslim dunia kembali berduka, dengan dipertontonkannya kejadian-kejadian dari tayangan-tayangan video, berita di media elektronik dan online, serta kiriman-kiriman video di media sosial–tentang kekejaman segelintir oknum umat Hindu terhadap umat Islam di India.

“Kita yang merasa seiman merasa sakit melihatnya,” ujat Dedi Mulyadi, mantan Ketua DPD Partai Golkar Kota Singkawang kepada wartawan Infokalbar.com, Senin tanggal 21 Februari 2022.

Dedi menilai, kekejaman yang diperlihatkan tersebut sudah seperti tindakan holocaust (pembantaian), sudah sangat tidak manusiawi, serta melanggar Hak Asasi Manusia (HAM) dan melukai hati umat Islam. Mirisnya, tindakan tersebut seolah “diamini” oleh negara.

“Ini kejahatan yang terorganisir, sistematis, kejahatan yang dilindungi Pemerintah India. Kita sebagai bagian umat Islam, merasa sakit, terlukai hati dan perasaan. Kenapa masih ada kekejaman SARA di abad modern ini, apalagi dilakukan oleh umat Hindu yang Notabene sebagai kaum tua dalam sebuah peradaban,” ujarnya.

“Kita mengutuk, mengecam dan menolak kekejaman yang dilakukan oleh umat Hindu kepada umat Islam di India. Hal ini tidak boleh dibiarkan, dunia harus bersikap, pemerintah kita juga harus tunjukkan kepedulian merasa senasib sepenanggungan sebagai umat dunia yang ikut menjaga perdamaian dunia,” jelasnya.

Lebih lanjut Dedi mengatakan, pemerintah secara umum, mulai dari Pemkot Singkawang, gubernur hingga Pemerintahan Republik Indonesia harus mengambil sikap atas kejadian tersebut.

“Ini adalah kejahatan dan pembantaian umat manusia, hal yang terjadi di Rohingya kembali terjadi di India. Kalau kita umat dunia tidak bersikap maka hal ini akan berulang dan berulang, kasihan mereka-mereka yang jadi korban kebiadaban disana,” ucap Dedi.

“Kita meminta kepada Negara Indonesia melalui walikota, gubernur dan Presiden Jokowi untuk menyatakan sikap kenegaraan untuk mengecam, mengutuk dan menolak kekejaman yang dilakukan umat Hindu terhadap umat Islam di India,” jelasnya.

Selain itu, Dedi pun menyerukan dan mengajak kepada seluruh umat Islam dan kelompok-kelompok ormas Melayu, keagamaan dan nasionalis untuk mendoakan saudara Muslim India yang saat ini sedang dalam musibah dan ancaman keselamatan jiwa mereka agar diberi perlindungan Allah SWT.

“Semoga dijaga marwah dan syariat Islam yang saat ini diperjuangkan, dan berdoa untuk kesudahan kekejaman terhadap umat Islam di India. Kasihan mereka, sungguh berat perjuangan dan pengorbanan mereka dalam menegakkan syariat-syariat Islam disana. Penderitaan mereka adalah penderitaan kita,” ungkapnya.

“Kami juga mengajak kepada seluruh umat Islam untuk memberikan tali kasihnya berupa sumbangan peduli jika ada kelompok-kelompok atau organisasi yang berbuat penggalangan dana peduli Muslim India. Marilah kita bayangkan, betapa sakitnya mereka disana, jangankan untuk mencari makan keluar dengan tenang, untung menyelamatkan nyawa dari penganiayaan, kejaran dan kekejaman saja mereka sudah sangat susah,” ujarnya.

“Wajib bagi kita untuk berbuat yang nyata, bukan masalah seberapa besarnya yang kita berikan, namun seberapa nyata tunjukkan kepedulian dan empati kita,” harapnya.

Disisi lain Dedi turut mengajak seluruh masyarakat untuk menolak dan memboikot semua produk barang dan jasa dari India, serta menolak wisatawan atau turis Hindu dari India yang datang dan berkunjung ke Indonesia–sebagai bentuk sikap kritik hingga persoalan tersebut diselesaikan.

“Selanjutnya kita berharap masyarakat Muslim agar tetap tenang namun tegas dalam menyikapi masalah ini, dan menghormati proses penanganan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan hak asasi manusia,” karanya.

“Serta meminta Forum Kerukunan Umat dan Pemkot Singkawang dan Pemerintah Provinsi Kalbar mengeluarkan sebuah sikap mengecam tindakan kekejaman dan pembantaian umat Islam di India.

Hal tersebut dapat ditujukan kepada Duta Besar Negara India di Jakarta,” tutup Dedi yang juga mantan Ketua Badan Legislasi DPRD Kota Singkawang ini. (Indra)