KUBU RAYA, infokalbar.com – Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) adalah salah satu program yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia dengan dukungan Bank Dunia, program ini dilaksanakan di wilayah perdesaan dan pinggiran kota.
Program Pamsimas sendiri bertujuan untuk meningkatkan jumlah fasilitas pada warga masyarakat kurang terlayani termasuk masyarakat berpendapatan rendah di wilayah perdesaan dan peri-urban.
Dengan Pamsimas diharapkan mereka dapat mengakses pelayanan air minum dan sanitasi yang berkelanjutan serta meningkatkan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat.
Penerapan program ini juga dalam rangka mendukung pencapaian target MDGS (sektor air minum dan sanitasi) melalui pengarusutamaan dan perluasan pendekatan pembangunan berbasis masyarakat.
Dari hasil investigasi media ini di Desa Jangkang 1 Kecamatan Kubu, program Pamsimas sepertinya diduga belum selaras dengan tujuan pemerintah. Karena program Pamsimas di desa ini–yang dibangun pada Tahun 2021 hanya bisa dimanfaatkan oleh warga sekitar 2 bulan, lantaran mesin untuk sedot air mengalami masalah.
Ketua RT setempat, Waldi mengatakan, bahwa program Pamsimas di wilayahnya ada 3 titik. Satu berada tidak jauh dari tempat tinggalnya dan yang 2 titik lagi berada di sebuah sekolah Negeri. Tapi dari tiga titik program Pamsimas tersebut, yang 2 titik sumber airnya dari sumur dan yang satu lagi dari parit dan sumur bor.
“Satu titik Pamsimas ini sudah sejak Februari hingga Maret airnya memang tidak mengalir ke rumah warga karena pulsa token listrik yang ada di kilometer sudah habis. Kemarin saya sudah minta uang sama Pak Kades untuk beli token listrik, tapi belum dikasih oleh Pak Kades,” ujar Walidi, dikutip Minggu, 20 Maret 2022.
Ia menambahkan, kendala air bersih program Pamsimas tidak mengalir ke rumah warga karena mesin yang ada untuk menyedot air dan mendistribusikan air juga cepat panas kalau dinyalakan. Kemampuan mesin kalau dinyalakan menurut Waldi hanya 2 jam dan jika dipaksakan khawatir akan rusak.
“Tapi kendala air tidak mengalir ke rumah warga ini karena token listrik habis dan belum dibeli. Kalau token sudah diisi maka mesin bisa nyala dan air bisa mengalir,” tambah Waldi.
Lebih lanjut, Waldi mengatakan, saat ini ada sekitar 15 rumah warga yang sudah bisa menikmati air bersih dari program Pamsimas tersebut. Namun kata dia, air bersih tersebut memang tidak bisa setiap hari didistribusikan kepada warga karena waktunya sudah diatur pada tanggal genap.
“Mesin hidup pada tanggal genap saja misalnya hari ini tanggal 20 harusnya nyala, tapi karena tak ada token listrik jadi mati. Dan program Pamsimas ini dananya hampir Rp 200 juta,” kata Waldi.
Sementara warga setempat Musasang mengatakan, bahwa jaringan pipa air bersih tersebut sampai di TR 7, dan air bersih tersebut hanya bisa untuk cuci dan mandi.
“Airnya hanya bisa untuk mandi dan cuci piring, dan saya baru tahu juga kalau sumber airnya dari parit seperti ini,” tuturnya. (Yuni)