Berita  

Sejumlah Ormas Melayu Kupas Wacana Pembentukan Badan Musyawarah Budaya Melayu Serumpun

SINGKAWANG, infokalbar.com – Sejumlah lembaga dan organisasi masyarakat (ormas) Melayu di Kota Singkawang melakukan pertemuan guna mengupas tuntas tentang wacana pembentukan “Badan Musyawarah Budaya Melayu Serumpun”, pada Senin malam, tanggal 25 Juli 2022.

Lembaga dan ormas melayu yang hadir dalam pertemuan tersebut diantaranya PFKPM, POM, FKPM, LPM, MABM, SPM, PHBI, Kerabat Ulama Serambi Makkah dan Bala Komando.

Diantara beberapa tokoh eksponen yang hadir kala itu, antara lain Saputra (LPM), Mulyadi Kamal (PHBI), Rudi Sandiosa (FKPM), Indiarto Edi P (POM), Muhamadin (PFKPM), Hamdi (MABM), Ashari Arhap (ISBZN), Dedi Mulyadi (Bala Komando), M Alwi (SPM), Dika (IKU-SM), Ikhsan (Melayu Kreatif), Zikriadi (Muda Cendekia), serta tokoh-tokoh puak Melayu dan tokoh masyarakat lainnya.

Kepada wartawan Infokalbar.com, Ketua Bala Komando, Dedi Mulyadi menerangkan, bahwa pertemuan para ormas dan lembaga Melayu ini guna menggagas agar bagaimana budaya Melayu dapat dilestarikan di Kota Singkawang.

“Nantinya dan setiap tahun akan diadakan agenda parade yang menampilkan budaya Melayu sebagai mana event Cap Go Meh oleh Tionghoa dan Naik Dango pad budaya Dayak,” ungkapnya, Rabu (27/07/2022).

Menurut Dedi, ada kecenderungan pasca reformasi, dimana daerah suka membuat perda berbau syariah.

“Inilah yang ingin kami kaji. Apakah asumsi itu benar ataukah yang terjadi hanya penguatan kemelayuan pasca reformasi,” katanya.

Lebih lanjut Dedi mengatakan, dalam diskusi iti uga menguraikan keberadaan Adat Melayu yang didalamnya tidak hanya mengayomi etnis Melayu saja, tapi juga etnis lain dan sekaligus menjadi payung bagi semua etnis.

“Lihat saja lambang Bala Komando yang ada bulan dan bintang,” ujarnya.

Sementara itu, Indiarto Edi P selaku Ketua Pom Kota Singkawang mengungkapkan, kalau upaya melestarikan budaya Melayu bukan hanya tanggung jawab segelintir pihak, tapi merupakan tanggung jawab bersama.

Agar Melayu tidak hilang dari muka bumi, lanjut Indiarto, maka menjaga adat resam budaya Melayu menjadi kewajiban setiap individu yang menyebut jati dirinya sebagai bangsa Melayu. Keberadaan wadah ini pun dinilainya sangat dibutuhkan sebagai bentuk ekspresi dari kehendak masyarakat Melayu untuk berhimpun, memusyawarahkan keberadaan adat dan kebudayaan Melayu.

“Baik dalam konteks daerah, provinsi, nasional bahkan level dunia dan Integrasi berbagai pihak seperti pemerintah, lembaga, individu diperlukan untuk melestarikan nilai luhur budaya bangsa dan menjaga bangsa ini dari serbuan budaya asing,” jelasnya.

Setuju dengan itu, Saputra selaku Ketua LPM Kota Singkawang menjelaskan, bahwa masyarakat Melayu harus tetap bersatu dan tidak boleh terpecah-pecah di kemudian hari. 

“Sehingga masyarakat Melayu dapat tetap eksis dan berperan dalam pembangunan di Kota Singkawang, dan masyarakat Melayu untuk tetap menjaga budayanya dan membesarkannya, agar terus terpelihara. Tidak mungkin kalau bukan puak Melayu sendiri yang membesarkannya, ada suku lain yang mau membesarkannya?” ungkapnya satire.

Pertemuan itu juga dihadiri oleh sejumlah wartawan dari berbagai media massa yang ada di Kota Singkawang. Banyak hal lain yang diperbincangkan dalam diskusi, khususnya isu-isu kemelayuan terbaru di Kota Singkawang, baik itu masalah politik lokal sampai sisi kepemimpinan yang ada di Kota Singkawang secara umum.

Dalam pertemuan itu, sekaligus juga dirangkai dengan pembentukan panitia musyawarah lanjutan di Rumah Balai Serumpun Rumah Adat Melayu. Pertemuan lanjutan di Rumah Melayu tersebut akan dilaksanakan pada Senin, tanggal 1 Agustus 2024. (Wan Daly)