JAKARTA, infokalbar.com – Barisan Jaringan Organisasi Kampus (BJORKA) 98 menyatakan sikap penolakan dalam kenaikan BBM Subsidi dan menuntut keadilan berdemokrasi yang dilakukan mahasiswa dalam konferensi pers yang diselenggarakan di sebuah cafe di Jakarta, Minggu (18/09/2022).
Agung “Dekil” Wibowo (FORKOT) mengatakan, “Disini adalah bentuk kegelisahan kita bahwa kita masih tetap kritis, tidak hanya personel tapi kita semua masing-masing punya basis, entah itu basis di buruh, petani, nelayan, mahasiswa dan semuanya. Dan harapan bahwa kita sangat mendukung aksi-aksi ataupun gerakan-gerakan teman-teman mahasiswa dalam proses kenaikan harga BBM Subsidi”.
Febri (FIM-Bandung) juga menambahkan,
“Hari ini kita berkumpul karena bentuk kepedulian kita akan nasib bangsa dan negara ini. Pergerakan 98 adalah pergerakan yang membuahkan hasil dengan jatuhnya suatu rezim. Tetapi hari ini setiap pergerakan kekuatan aksi yang melakukan demonstrasi di lapangan melakukan aksi kritis sampai detik ini tidak pernah membuahkan hasil apapun termasuk omnibus law”.
Dan hari ini kita mengajak, mengimbau kepada seluruh pergerakan yang ada di negeri ini untuk bersama-bersama melanjutkan aksi ini sampai tujuan dari aksi ini membuahkan hasil. “Karena kita semakin gerah melihat situasi kondisi masyarakat hari ini terus terpuruk,” tambahnya saat konferensi pers di Jakarta, Minggu (18/09/2022).
Tahun 2022 merupakan masa keterpurukan bagi sebagian masyarakat Indonesia sebab pada saat subsidi BBM dicabut dengan banyak dalih dan alasan dari Pemerintah.
Harga sembako pun melambung tinggi, hal tersebut tentu tidak sepadan dengan pendapatan bagi masyarakat menengah kebawah. Kembali ke kritisan semangat juang kawan-kawan muda dan mahasiswa mulai bergerak. Tantangan Presiden Jokowi untuk demo beberapa lama, dijawab dengan sangat masif di beberapa daerah Indonesia, khususnya di Ibu Kota Jakarta.
Lagi-lagi pemuda dan mahasiswa beserta elemen buruh dan ojol bergerak. Ini adalah bagian dari jawaban tantangan serta panggilan sebagai agent of change. Menjaga kekritisan dan kewarasan serta selalu menjaga marwah serta cita-cita perjuangan pada tahun 1998, BJORKA ’98 (Barisan Jaringan Organisasi Kampus ’98).
Konferensi Pers ini juga dihadiri anggota Barisan Jaringan Organisasi Kampus (BJORKA) ’98 lainnya yang turut ikut menjadi pembicara yakni Dedi “Uu” Ariyanto (Trisakti), Dondi Rivardi (FKSMJ), Wisnu Simba (FAMRED), Anton Aritonang (FORBES), Hari “Petot” P (FAMRED), Fernando “Nando” D (KARAT), Ahmad “Ocim” Muslim (Front Kota), Dr. Indra (FKSMJ), Laode Kamaludin (FAMRED), Jimmy Radjah (FKSMJ), Wimbo W (Front Kota), Nuryaman “Berry” H (FKSMJ), Antonius Danar (FKSMJ), Yhodisman “Odis” S (FIM-Bandung), Iman “Bocor”Akhirman (FIS), dll.
Berikut pernyataan Sikap BJORKA 98 adalah;
1.Mendukung setiap bentuk sikap kekritisan pemuda dan mahasiswa yang dituangkan kedalam bentuk Aksi Demonstrasi di seluruh Indonesia.
2.Menolak pencabutan subsidi BBM yang berdampak masif terhadap kenaikan harga- harga bahan pokok dan lainnya, pencabutan subsidi BBM itu sama saja mengangkangi pasal 33 UUD’45 yang menjadi landasan hukum tertinggi di Indonesia.
3. Mengajak seluruh elemen pergerakan pemuda, Mahasiswa, Buruh, Tani, Nelayan, Ojol dan masyarakat yang terkena dampak langsung akibat pencabutan subsidi BBM untuk menggalang kekuatan untuk kembali melakukan aksi baik demonstrasi di lapangan, Agitasi dan propaganda di beberapa sosial media serta ruang- ruang perjuangan lainnya.
4. Menjaga solidaritas dan soliditas dalam bergerak dan tidak mudah diprovokasi serta di adu domba, agar aksi- aksi tetap mencerminkan kesadaran, idealisme dan intelektualitas.
Komeng (FIS) juga mengatakan “Alasan bahwa kenaikan harga BBM adalah 70% subsidi yang menerima adalah masyarakat mampu pada dasarnya presiden sudah menyalahi konstitusi. Ketika 70% ini penerima adalah masyarakat mampu berarti negara menyampaikan kurang lebihnya adalah bahwa subsidi itu berarti kita rugi,” pungkasnya. (Lina)