Sanggau, infokalbar.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sanggau menggelar kegiatan bimbingan teknis (Bimtek) Sanitasi Total Berbasis Masyarakat atau STBM, kegiatan ini turut diikuti oleh 19 Sanitarian dari 19 Puskesmas di Kabupaten Sanggau. Acara ini digelar di pada Rabu (3/7/24) di Aula Dinkes Sanggau.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kabid Kesmas) Dinkes Sanggau, Stepanus Jonedi mengatakan, bimbingan teknis disampaikan langsung oleh Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat.
“Yang memberi materi itu Ibu Dewi Suryanti, Fungsional Sanitarian Madya, Kesling Dinkes Provinsi Kalbar. Jadi yang disampaikan beliau ini kebijakan. Intinya nanti aplikatif, karena semua sudah online. Nanti ada aplikasi baru dan akan dipergunakan oleh mereka ini, namanya My STBM,” kata Stepanus Jonedi.
Menurutnya, data-data STBM ini semuanya harus melalui aplikasi, real time. Artinya dari penginput sampai ke pusat, saat itu bisa dilihat dalam waktu yang sama. Semua data dari lima pilar STBM.
“Lima pilar itu, berhenti buang air besar sembarangan (ODF), cuci tangan pakai sabun, pengolahan air minum dan makanan rumah tangga, pengolahan sampah rumah tangga, dan pengolahan limbah cair rumah tangga,” terang Stepanus.
Stepanus menyebut, melalui aplikasi My STBM itu semua data terkait sanitasi dimasukkan. Termasuk pula grade atau tingkatannya. Dia juga mengakui jika sanitasi di Kabupaten Sanggau masih rendah.
“Kita kan masih rendah di Sanggau ini. Jadi kita masih kejar pilar satu ini: bebas buang ari sembarangan. Jadi dalam rangka (Bimtek) ini juga kawan-kawan dibekali bagaimana berkoordinasi dengan lintas sektoral, karena berpulang lagi ke Tupoksi kita. Tupoksi kita ini kan memicu, supaya masyarakat itu sadar, jangan buang air sembarangan,” ujar Step.
Ia menambahkan, STBM tak melulu ditangani Dinas Kesehatan, namun mencakup lintas sektoral.
“Terkait penyediaan sarana air bersih. Karena BAB itu perlu cuci tangan, bagaimana tempat BAB nya, tertutup atau terbuka. Itu kan tupoksinya ada di lintas sektoral. Memicu kawan-kawan ini ada dukungan desa atau dari kecamatan. Semuanya lintas sektoral itu punya indikator juga,” tutupnya. (*)