SINGKAWANG, Infokalbar.com – Matahari senja memantulkan cahaya keemasan di langit Singkawang, seolah ikut merayakan kebahagiaan umat Islam tengah menyambut Idul Adha 1446 Hijriah.
Di tengah gemuruh takbir yang menggema, ada sebuah kisah yang mengalir lembut seperti kidung—kisah tentang seorang pengusaha yang mewujudkan cinta dalam bentuk seekor sapi kurban.
Toni Haryadi, S.H., lelaki yang akrab disapa sebagai salah satu filantropis Kota Singkawang Kalimantan Barat ini, kembali menorehkan makna mendalam di hari raya yang suci.
Di pelataran Masjid Nurul Huda, Jalan Padat Karya Sungai Wie, ia berdiri dengan hati lapang, menyerahkan seekor sapi gemuk sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Khalik.
“Ini adalah rutinitas kami sekeluarga, Alhamdulillah,” ujarnya, suaranya bergetar penuh syukur. “Bukan sekadar tradisi, tapi panggilan hati.”
Kurban: Bukan Sekadar Daging, Tapi Cerita Tentang Keikhlasan
Idul Adha tahun 2025 ini terasa istimewa. Jumat, 6 Juni 2025, menjadi saksi bagaimana nilai-nilai keislaman dan kemanusiaan berpadu dalam harmoni.
Bagi Toni, berkurban bukanlah sekadar ritual tahunan, melainkan sebuah manifestasi moderasi beragama.
“Apa yang saya lakukan ini adalah bentuk penghormatan terhadap kemajemukan,” jelasnya, matanya berbinar. “Kita berbeda, tapi berbagi tidak pernah mengenal sekat.”
Ia meyakini, toleransi adalah warna paling indah dalam kehidupan. Di Singkawang—kota yang dijuluki sebagai Kota Seribu Kelenteng—nilai-nilai itu dipegang teguh.
“Kita pertahankan Singkawang sebagai Kota Paling Toleran se-Indonesia,” tegasnya.
Inspirasi yang Berbuah Berkah: Ketika Memberi Menjadi Investasi Akhirat
Bagi Toni, berkurban adalah sebuah keperdulian yang harus menular.
Ia berharap, aksinya kali ini bisa menyentuh hati banyak pihak untuk turut berpartisipasi di tahun-tahun mendatang.
“Rezeki itu seperti air laut,” katanya, tersenyum. “Semakin kita ciduk untuk berbagi, semakin banyak yang datang menggantikannya.”
Ia juga mengingatkan, bahwa Idul Adha bukan sekadar tentang penyembelihan hewan, melainkan pelajaran keikhlasan Nabi Ibrahim dan Ismail.
Doa dan Harapan di Ujung Hari Raya
Sebagai penutup, Toni Haryadi mengucapkan permohonan maaf lahir dan batin.
“Minal aidzin wal faidzin. Mohon maaf jika ada salah, baik yang disengaja maupun tidak,” ucapnya dengan rendah hati.
Ia berdoa, semoga tahun depan, semua bisa bertemu lagi dalam kebahagiaan yang sama. “Aamiin,” tutupnya, seakan menggantungkan harap pada langit Singkawang yang mulai diselimuti senja. (Indra)