PSI Partai Politik Atau Nama Warung Kopi

PONTIANAK, infokalbar.com – Jelang pelantikan kepengurusan DPW dan DPD sekalimantan barat oleh PLT. Ketum Partai Solidaritas Indonesia DPP-PSI (Giring Ganesha) di Kota Pontianak 18/06/2021, Ketua DPD – PSI Kota Pontianak yang baru saja digeser Ecky Caturtha Yanmanto. S.H mengatakan. Bahwa adanya perubahan pergantian kepengurusan yang dilakukan oleh DPW-PSI Kalimantan Barat merupakan konspirasi politik, seperti yang dialami ketua DPW-PSI kalbar Bapak Alexius Akim sewaktu beliau menjadi caleg DPR-RI dengan perahu PDIP mengapa tidak, karena disaat menjelang hari akan diadakannya pelantikan, Struktur kepengurusan Ketua DPD-PSI Kota pontianak tanpa melalui mekanisme AD/ART partai, tanpa ada pemberitahuan kedudukan Ketua DPD-PSI kota pontianak digantikan seperti warung kopi tinggal ambil kesana, ambil sini atau kete orang pontianak tinggal cemat sana-cemot sini. tapa ada penjelasan, tampa ada teguran ataupun konfirmasi kepada pengurus Ketua DPD-PSI lama.

“Pada hal seharusnya jika mekanisme yang baik dan betul, setidaknya ada teguran kesatu, kedua, ketiga. Baru dikeluarkanlah Surat Keputusan ( SK ) pencabutan atau pergantian kepengurusan DPD-PSI kota Pontianak dan dikeluarkanlah Surat Keputusan (SK) pengangkatan kepengurusan yang baru, bukan main copot main pasang. Betulkan ini konspirasi namanya. Kenapa tidak, ini semuakan gara orang sekarang ditunjuk sebagai ketua DPD-PSI Kota pontianak Kristian wahyu sutrisno, yang mana jabatannya sebelumnya hanya sebagai seketaris DPC-PSI kecamatan Pontianak Kota, kedapatan menghadap Walikota, Gubernur mengatasnamakan dirinya sebagai seketaris DPD-PSI Kota pontianak, ketika ditanya yang bersangkutan mengatakan “ bahwa itu adalah perintah dari ketua DPW-PSI Kalbar,” sedangkan saat kita konfirmasi ke ketua DPW sendiri Bapak Alexius Akim mengatakan “ bahwa ngak ada perintah saya seperti itu, jangan mau kita berdua dibenturkan oleh mereka “itulah kata-kata yang dilontarkan Ketua DPW-PSI Kalbar kepada saya waktu itu. (11/06/2021) .” Ungkap Ecky

Lanjut Ecky, Bahkan di wa pun beliau mengetik “Bahwa saya tidak pernah mencampuri urusan internal DPD Inikan sesuatu yang aneh, ” bagaimana tidak.? Tiba-tiba orang yang jelas sudah melanggar aturan hukum yang sebenarnya dapat kita laporkan, yang merugikan DPD-PSI kota pontianak sampai ditolak oleh Walikota ketika inggin menghadap, ditunjuk sebagai Ketua DPD-PSI Kota Pontianak, anehkan.? Makanya perlu dipertanyakan, ini partai ataukah warung kopi.?” tuturnya.

Kalau partai tentu akan melalui mekanisme yang benar, bukan seperti ini. Tetapi ya beginilah bentuk corak Partai Solidaritas Indonesia yang sebenarnya dari tahun 2019 hingga sekarang tidak pernah berubah apalagi menunjukan rasa solidaritas ooohhh sanggat jauh.
“Sebagai ketua DPW-Kalbar harusnya memberikan teguran dan nasehat, kepada pengurus-pengurus yang ngak benar yang ikut andil dalam perbuatan yang dilakukan Kristian Wahyu Sutrisno, seperti seketarisnya, ketua panitianya. Ini malah sebaliknya. Berarti apa yang dibicarakannya lewat telepon semuanya itu hanya kebohongan beliau, dan memang mungkin itu perintah beliau. Pada hal selaku mantan kadis pendidikan Provinsi dan mantan caleg DPR-RI yang dilengser juga. Mestinya tahu dan mengerti mekanisme organisasi.” bebernya.

“Ya jujur saja saya selaku pribadi dengan perbuatan seperti ini, saya merasa sanggat dirugikan, karena saya dari Nol membangun PSI Kota pontianak hingga sampai terbentuk DPC-DPC dan beberapa Ranting tampa pernah kita meminta sedikitpun bantuan dari DPC-DPC dan DPRt-DPRt, maupun ke DPW-PSI Kalbar, karena sesuai Pribahasa saya“ Bagaimana kita mau mensejahterakan Rakyat Kalau anggota sendiri tidak sejahtera.” Dan “Bagaimana partai ini bisa dikatakan partai solidaritas, kalau tidak ada rasa solidaritas yang ditanamkan didalam diri kita masing-masing.“ Ungkap Ecky Mengakhiri. ( Yuni )