Faisal Basri: Vaksin Berbayar Tindakan Biadab

  • Share
Keterangan foto: Faisal Basri. (Istimewa)

JAKARTA, infokalbar.com – Ekonom Senior Faisal Basri mengkritik keras kegiatan vaksinasi gotong royong individu alias vaksin berbayar sebagai tindakan yang biadab, karena membiarkan BUMN berbisnis.

“Rakyat disuruh gotong royong, untuk mempercepat herd immunity, BUMN dibiarkan berbisnis, ini kan biadab. Apalagi kata paling pantas untuk itu,” katanya seperti dilansir dari Detik.com, Kamis (15/07/2021).

Menurutnya, andai pun hendak diberlakukan vaksinasi berbayar, maka seluruh masyarakat harus sudah divaksin terlebih dahulu. Dan tentunya hal itu tidak boleh menjadi paksaan.

“Vaksin ini pasokannya terbatas, kalau seluruh rakyat Indonesia sudah divaksin oleh pemerintah secara gratis, ada yang vaksinasi 3 kali ya silahkan barulah, barulah bisa ditangani secara bisnis,” katanya.

Secara tegas, Faisal pun tidak sepakat, jika vaksinasi berbayar ini disebut sebagai upaya untuk mempercepat vaksinasi.

“Tidak benar, kalau ingin mempercepat jelas kok, diintegrasikan ayo sehingga outlet-outlet vaksinasi semakin banyak dan semakin mudah dijangkau. Ini namanya bukan gotong royong, kalau gotong royong orang kaya membantu orang miskin, orang miskinnya nggak punya uang, dia gotong royong tenaga. Jadi gotong royong pun dikorupsi,” paparnya.

Selain itu, Faisal juga menyampaikan, vaksinasi berbayar ini hanya akan melukai perasaan masyarakat yang tidak mampu.

“Misal saya orang kaya, nggak mau antre, saya ke Kimia Farma deh, kan vaksinasi ini dibagikan dengan prioritas, prioritas itu berdasarkan risiko. Kalau Kimia Farma nggak, siapa yang bisa bayar dia yang dapat. Teriris nggak hati rakyat yang nggak punya uang,” ujarnya.

“Bansos aja Juli, Agustus cuma Rp 300 ribu per keluarga per bulan, nggak sanggup mereka bayar vaksin itu,” sambungnya. (FikA)

  • Share