Bengkayang, infokalbar.com – Sejak Deo Rajiman dilaporkan pelapor, kasus ditangani Polisi, dan berperkara di pengadilan seolah melekat juga pada institusi politik Perindo, hingga peminat politik tertarik mengulasnya sebagai pelajaran dan pengalaman politik.
Dipatoklah waktu Perindo Bengkayang jadi bahan hangat perbincangan kalangan peminat politik 28 Januari 2021, berangkat dari inkracht kasus pencurian dokumen di Pontianak dan dugaan pakai izajah palsu paket B hingga berproses di Pengadilan Negeri Bengkayang saat ini, Senin 25 Oktober 2021.
Hitung-hitung dua kasus kader terbaik Perindo tersebut hampir makan waktu sepuluh bulan. Yang sudah barang tentu banyak alami kerugian politik, materi dan imateriil. Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Perindo Kabupaten Bengkayang, Farman, keberatan dengan situasi ini. Marwah partai dan partai yang dinahkodainya, Ia rasa tercabik-cabik. Menurut Farman kerugian besar sudah dialami.
“Masa kemarin tiga kursi, sekarang jadi dua kursi. Di fraksi sudah rugi, contoh pandangan umum daerah pemilihan Deo (Dapil 2) kita tidak dapat. Banyak lah,” sebut Farman di ruang Fraksi Gabungan Perindo dan PDIP.
Supaya kasus ini tidak berlarut-larut Farman minta kasus ini secepatnya berakhir. Namun tetap berpegang pada asas praduga tidak bersalah yang dikedepankan.
“Kita sudah konsultasi kemana-mana, kita tanya dengan ketua dewan, memang ranah itu ranah hukum. Baru bisa proses PAW-nya. Kita tanya ke Dewan Pimpinan Wilayah Perindo ke dewan kita surati juga bahkan sudah monitor ke Bupati di bidang hukumnya S. Bowo Leksono, SH. Kita berharap secepatnya,” harap Farman.
Tapi pada intinya Farman sebagai ketua tunduk dan patuh pada keputusan Dewan Pimpinan Pusat dan Dewan Pimpinan wilayah. “artinya saya setuju dengan surat keputusan DPP Bahwa Gunawan ganti Deo Rajiman. Sama Gunawan saya Koordinasi, sama Deo Saya koordinasi juga. Sebagai ketua koordinasi dengan mereka. Termasuk Deo yang ada di rutan, sempat ada di jenguk juga,” ujar Farman.
(Mus,Jum,Jef)
