BENGKAYANG, infokalbar.com – Proyek Pembangunan di Pulau Lemukutan disinyalir dibuat dengan menggunakan beberapa material bekas dan tanpa plang pekerjaan proyek serta tanpa Plang pengamanan safety bekerja oleh tukang, Rabu, (21-09-2022) pukul 11.26 Wib.
Saat dikonfirmasi kepada Ketua RT 03 RW 01 Dusun Batu Barat, Siska Herdiansyah, mengatakan, “Saya mengakui bahwa barang material banyak yang menggunakan papan dan tiang bekas, karena saat material tersebut tiba di Pulau Lemukutan, saya juga ikut turut bekerja menurunkan material tersebut turun dari kapal,” ujar nya
Lebih lanjut beliau juga mengatakan “Namun saya tidak tau Siapa pengelola dan dana dari mana, yang digunakan untuk membangun steher, saya hanya tahu, bahwa pengawas lapangan adalah Bapak Fahmi”.
Lalu berdasarkan hasil pantauan tim jurnalis di lapangan, yang datang dari media suaramabes.com, Jakartabicara.com, Mahesamediacenter.com, Transtv45.com, Suarautama.com, Berandapublik.com, Purnapolri.net, Infokalbar.com Soearakeadilannews.com, saat para tukang kerja, didapatkan bahwa, tidak adanya plang pekerjaan proyek dan plang safety keamanan bekerja, beberapa material lebih dari 50% menggunakan material bekas dan pekerja tukang hanya satu orang yang menggunakan helm safety.
Selang beberapa jam kemudian, Kepala Dusun Batu Barat Pulau Lemukutan, yang biasa dipanggil Pak Iin Supriadi, yang menemui tim jurnalis didampingi Ketua LPM, Agus Nardi, juga mengatakan hal yang senada.
“Saya mengetahui akan adanya proyek pembangunan steher, namun saya tidak mengetahui berapa dana yang digunakan untuk membangun proyek steher , dan saya juga tidak mengetahui siapa pengelola proyek tersebut, saya hanya mengetahui pengawas lapangan bernama Pak Fahmi,” katanya.
“Atas nama saya pribadi dan sebagai kepala dusun saya sangat sangat senang akan adanya beberapa pembangunan yang ada di dusun saya, saya sangat bersyukur, namun saya tidak berdaya jika proyek pembangunan yang berjalan tidak sesuai harapan, karena setau saya, pembangunan steher harus menggunakan kayu belian semua,” katanya.
“Disisi lain saya takut, tidak akan dibangunkan lagi beberapa proyek di dusun saya, dan saya juga belum mengetahui apakah pihak pengelola sudah berkoordinasi dengan kepala desa, karena kepala desa belum menginformasikan siapa pengelola steher kepada saya,” ungkapnya.
Di tempat terpisah, di acara kebudayaan Pulau Lemukutan, tim jurnalis bersilaturahmi dengan Kepala Desa Pulau Lemukutan, Ahmad Yusuf, beliau mengatakan, “Saya tidak tau menau, siapa pengelola proyek steher, saya hanya mengetahui bahwa dana tersebut berasal dari DKP Provinsi Kalbar, saya mengusulkan untuk pembangunan steher sepanjang 80 meter, namun yang terealisasi yang saya lihat di lokasi proyek hanya di bangunkan 34 meter”.
Masih kata kades, “Harapan saya rumah desa semoga juga diperhatikan, rumah kesehatan, karena kita sudah mengajukan kepada pihak pemerintah,sudah menyurati kabupaten,menyangkut balai desa lama yang tanah nya di klaim pak Kades yang lama, karena dari awal sertijab kita tidak pernah serah terima satupun alat balai desa, Posko juga diklaim dan lahan itu punya dia,dan dia minta bayar ke kita sedangkan bangunan itu dari dinas kesehatan jadi mana berani kita bayar dan saya harus menggunakan dana yang mana” tegas Ahmad Yusuf, Kades Pulau Lemukutan.
Beliau menambahkan, “Dana covid19 yang di bangunkan pos Covid19 sebesar 72 juta lebih sebanyak 3 pos yang di bangun, jadi pos covid19 yang di bangun lengkap dengan APD nya,ini juga sudah kita laporkan, kalau bermasalah maka mana bisa kita mencairkan ke tahap-tahap berikutnya,dan bahkan setiap kegiatan tim verifikasi dari kecamatan juga ada”.
Akhir kata, Ahmad Yusuf yang biasa dipanggil Pak Pong Lemukutan, mengatakan, “Saya merasa senang akan perhatian tim jurnalis yang mau meliput akan kondisi pembangunan proyek yang ada di pulau Lemukutan, saya sangat mendukung untuk proyek lemukutan untuk ditelusuri lebih lanjut sampai tuntas, dan saya merasa sangat terbantu akan kepedulian tim jurnalis pada desa saya, bila perlu diviralkan”. (Indra/Tim)