JAKARTA, infokalbar.com – Konsep Negara Kepulauan (Archipelagic State Concept), yang digagas ahli hukum laut Indonesia, Mochtar Kusumaatmadja dan diperjuangkan lebih dari 25 tahun, akhirnya diakui Dunia lewat United Nations Convention on Law of the Seas 1982 (UNCLOS’82) di Jamaica.
Sejak Perdana Menteri Juanda mendeklarasikan Deklarasi Juanda, pada 13 Desember 1957, tentang penentuan Batas Laut Teritorial, yang lebarnya 12 mil, diukur dari garis yang menghubungkan titik-titik ujung terluar pada pulau pulau Negara Indonesia, maka para ahli hukum laut Indonesia bersama para diplomat Indonesia, dimotori Mochtar Kusumaatmadja, berjuang selama 25 tahun diberbagai Sidang dan Pertemuan Internasional Tentang Hukum Laut guna memperjuangkan Konsep Negara Kepulauan tadi.
Akhirnya, pada UNCLOS 1982, tanpa satu letupan peluru dan tanpa satu tetes darah mengalir, wilayah laut Indonesia bertambah luas menjadi 5.4 juta kilometer-persegi, terdiri laut teritorial, zona ekonomi eksklusif dan landas kontinen, serta pengakuan Internasional atas tiga jalur transportasi Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI).
Guna memberikan penghormatan kepada Tokoh Hukum Laut Indonesia tadi, maka dalam rangka Hari Maritim 2022, atas nama Pemerintah, Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, menganugerahkan Penghargaan Maritim kepada almarhum Mochtar Kusumaatmadja, yang diterima putera Almarhum, Rachmat Askari Kusumaatmadja pada puncak acara peringatan Hari Maritim Nasional ke-58 di Jakarta Selasa (27/09/2022).
Mochtar Kusumaatmadja wafat pada 6 Juni 2021. Guru Besar Universitas Padjadjaran ini pernah menjabat Menteri Kehakiman RI (1974-1978) dan Menteri Luar Negeri RI (1978-1988).
Dalam sambutannya, Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan menyampaikan penghormatan terhadap salah satu putra terbaik bangsa dan sekarang seluruh rakyat bersatu padu melanjutkan perjuangan Almarhum, untuk membangun Negara yang besar ini dengan memanfaatkan potensi sumberdaya kelautan yang berlimpah.
Data Kemenkomarvest dan LIPI (Sekarang BRIN) tahun 2020, menunjukkan bahwa PDB klaster maritim mencapai Rp.1212 trilyun, atau 11.3% dari Total PDB Indonesia. Sekiranya ekonomi bertumbuh terus secara positif maka diperkirakan pada tahun 2045 nanti, Indonesia akan memposisikan diri menjadi kekuatan ekonomi nomor 4 dunia, Indonesia menjadi poros maritim dunia serta menjadi pusat peradaban maritim dunia.
Hadir pada Puncak Acara Hari Maritim 2022, para menteri lingkup Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Kepala Staf Kepresidenan, Mantan Menko Kemaritiman, Indroyono Soesilo dan seluruh pemangku kepentingan kemaritiman di Indonesia.
Hari Maritim diperingati tiap tanggal 23 September, sesuai Keputusan Presiden RI, Ir.Soekarno, No.249/Th.1964, untuk membangkitkan jiwa dan semangat maritim Bangsa Indonesia. Disampaikan Presiden Soekarno:”Usahakanlah agar kita menjadi bangsa pelaut kembali. Ya, bangsa pelaut dalam arti seluas-luasnya. Bukan sekadar menjadi jongos- jongos di kapal. Bukan! Tetapi bangsa pelaut dalam arti yang seluas-luasnya, bangsa pelaut yang mempunyai armada niaga yang kuat, yang memiliki armada militer yang tangguh, bangsa pelaut yang kesibukannya di laut menandingi irama gelombang laut itu sendiri”.
Rachmat Askari Kusumaatmadja, putra almarhum Mochtar Kusumaatmadja (kanan), menerima Penghargaan Maritim dari Menko Kemaritiman & Investasi, Luhut B.Panjaitan, yang didampingi Menko Kemaritiman 2014-2015, Indroyono Soesilo, dalam rangka Hari Maritim 2022.
Para Menteri yang hadir pada Acara Hari Maritim 2022 dan Penganugerahan Penghargaan Maritim untuk Mochtar Kusumaatmadja, diantaranya–seperti yang terlihat dalam foto (dari kiri): Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Mantan Menko Kemaritiman, Indroyono Soesilo, Menko Kemaritiman & Investasi, Luhut B Panjaitan, putra almarhum Mochtar Kusumaatmadja, Rachmat Askari, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Kelautan dan Perikanan, Wahyu Sakti Trenggono dan Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Alue Dohong. (Lina)