KUBU RAYA, infokalbar.com – Tingginya curah hujan yang melanda Desa Sungai Ambang, Kecamatan Kubu, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalbar, menyebabkan sejumlah wilayah di desa tersebut tergenang banjir.
Kondisi ini dinilai semakin parah sejak normalisasi sungai yang dikerjakan oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Mar Mitra Rezeki jauh dari harapan dan terkesan asal-asalan.
Akibatnya, tak hanya sejumlah pemukiman warga yang tergenang, banjir kini juga merendam ladang dan peternakan warga setempat. Sehingga banyak tanaman dan juga ternak warga yang mati terendam air.
“Ini semua karna kurang efektifnya pembuangan normalisasi Sungai Kali Alam yang dikerjakan oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Mar Mitra Rezeki,” tuding salah seorang tokoh masyarakat Desa Ambawang, Lasarus, Minggu (09/10/2022).
“Usia Desa Ambawang sekarang sudah 111 tahun, baru dua kali dilanda banjir, banjir pertama di tahun 2004 baru kali ini terulang lagi di tahun 2022 ini. Tapi banjir yang sekarang lebih parah lagi, mengakibatkan banyak ternak warga masyarakat yang mati karena banjir yang tinggi mencapai 1 meter sampai di pemukiman masyarakat,” bebernya menimpali.
Lasarus mengungkapkan, banyak warga di desanya terpaksa menunda persiapan menanam padi lantaran lahan dan perladangan mereka yang terendam air.
“Masyarakat tidak bisa tanam, jadi Pemkab Kubu Raya buat kebijakan supaya bisa diatasi. Yang lebih parah lagi, di bawah kaki gunung, secara logika tentu tidak mungkin banjir, ini karena penangan normalisasi Kali Alam tidak sesuai, airnya tertutup, (airnya) tidak bisa lari di Sungai Kapuas, dimasuki ke areal pemukiman penduduk oleh perusahaan PT Mar Mitra Aneka Rezeki,” kata dia.
Atas kejadian ini, Lasarus mewakili warga setempat meminta kepada Pemkab Kubu Raya segera menyurati pihak perusahaan supaya air Kali Alam yang dinormalisasi sekarang dibuka semua, supaya airnya tidak tergenang, namun bisa teraliri sampai ke Sungai Kapuas.
“Apa lagi di bulan November dan Desember ini, curah hujan sangat tinggi. Tentunya sangat rawan bagi warga masyarakat Desa Ambawang,” tegasnya.
“Saya juga selaku tokoh masyarakat Desa Ambawang, Lasarus, juga minta supaya ada kebijakan Pemkab KKR dan pihak perusahaan membuat kebijakan yang bermanfaat buat warga masyarakat Desa Ambawang,” jelasnya lagi.
Tak hanya sekedar duduk di kursi empuk dan terima laporan, Lasarus meminta pihak-pihak berkompeten dari Pemkab KKR maupun pihak perusahaan harus turun ke lapangan, melihat langsung dengan mata kepala tentang situasi di lapangan, sehingga bisa mencarikan solusi bagaimana menanggulangi banjir tersebut.
“Dan saya juga berharap kepada warga masyarakat yang bernaung di bawah kaki gunung harus selalu waspada–sambil menunggu kebijakan pemkab dan pihak perusahaan buat mengambil kebijakan,” imbau Lasarus.
Ia juga mengaku sengaja memposting informasi ini ke sejumlah media sosial, dengan maksud dan tujuan agar segera dapat diketahui oleh pemkab dan perusahaan, sehingga bisa segera pula direspon.
“Maka dengan ini warga masyarakat membuat berita ini lewat media sosial supaya pemkab dan perusahaan tahu keluhan masyarakat Desa Ambawang, Kecamatan Kubu, Kabupaten Kubu Raya ini,” tandas Lasarus. (Wan Daly)