Dari Mempawah ke Sanggau, Polisi Humanis Ini Tinggalkan Jejak Emas

AKBP Sudarsono meninggalkan jabatan sebagai Kapolres Mempawah dengan catatan prestasi gemilang. Dikenal humanis, bijaksana, hingga sigap hadapi banjir, sosoknya disanjung aktivis LSM lokal. Baca rangkuman mendalam ini untuk mengetahui kiprahnya selama memimpin Polres Mempawah!

SANGGAU, Infokalbar.com – Hari itu, seperti biasa, warga Kabupaten Mempawah Kalimantan Barat bangun pagi dengan segelas kopi hitam sambil membicarakan kabar terbaru.

Namun kali ini, topik pembicaraan agak berbeda. Bukan soal harga beras atau politikus yang korupsi, melainkan tentang seorang perwira polisi bernama AKBP Sudarsono.

Ya, pria paruh baya ini resmi melepas jabatannya sebagai Kapolres Mempawah untuk mengemban tugas baru di Kabupaten Sanggau. Acara serah terima berlangsung khidmat di Mapolda Kalbar.

Bagi sebagian orang, mungkin acara semacam ini hanya rutinitas birokrasi. Namun bagi warga Mempawah, momen ini terasa istimewa—bahkan cenderung dramatis.

“Jujur saja, kami merasa kehilangan,” ujar Maman Suratman, Ketua LSM MEMPAWAH BERANI, dengan nada suara yang terdengar sedikit berat ketika ditemui wartawan setelah acara tersebut.

“Beliau bukan sekadar pemimpin biasa. Dia adalah contoh nyata bagaimana seorang pejabat publik bisa menjadi pelayan rakyat.”

Tangkap Penjahat? Sudah Biasa! Tapi Memberi Sembako Saat Banjir? Itu Luar Biasa!

Kalau kita bicara soal prestasi, tentu tidak sulit mencatat apa yang sudah dilakukan oleh AKBP Sudarsono selama memimpin Polres Mempawah.

Mulai dari pengungkapan kasus kriminalitas besar, turunnya angka kejahatan, hingga penghargaan atas pelayanan prima kepada masyarakat.

Namun, ada satu hal yang membuat namanya begitu diingat: sikap empatinya saat musibah banjir melanda daerah ini.

Bayangkan, di tengah genangan air yang tak kunjung surut, AKBP Sudarsono justru keluar dari zona nyamannya sebagai seorang perwira tinggi.

Alih-alih hanya memberikan instruksi dari belakang meja, ia turun langsung ke lapangan.

Bersama anggotanya, ia mendistribusikan paket sembako kepada warga yang terdampak bencana banjir.

Bahkan, beberapa warga sempat menyebutnya “pahlawan banjir” karena kesigapannya dalam menangani situasi darurat tersebut.

“Beliau tidak hanya memerintahkan anggota Polres untuk membantu korban banjir, tapi juga ikut terjun langsung,” cerita Maman dengan mata berbinar.

“Ini jarang terjadi. Biasanya kan, kalau ada bencana, pejabat cuma datang pasca-kejadian, lalu foto-foto untuk dokumentasi. Tapi Pak Sudarsono beda.”

Ketika Kamtibmas Bukan Sekadar “Jargon Kosong”

Selain aksinya dalam penanganan bencana alam, AKBP Sudarsono juga berhasil menjaga stabilitas keamanan di Mempawah.

Di era kepemimpinannya, wilayah ini dikenal sebagai salah satu daerah dengan tingkat kamtibmas (keamanan dan ketertiban masyarakat) yang sangat baik.

Bahkan, pelaksanaan Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden, dan Pilkada 2024 berjalan tanpa insiden berarti.

“Pemilu kemarin? Lancar jaya!” kata Maman dengan nada bangga. “Di tempat lain mungkin ada kerusuhan atau protes-protes anarkis, tapi di sini aman-aman saja. Semua berkat kepemimpinan beliau yang tenang dan bijaksana.”

Namun, jika kita teliti lebih lanjut, kesuksesan ini bukan semata hasil kerja keras AKBP Sudarsono sendiri.

Ia juga pintar membangun sinergi antara Polres Mempawah dengan masyarakat setempat.

Program-program pendekatan komunitas yang digalakkannya ternyata efektif dalam menciptakan hubungan harmonis antara aparat kepolisian dan warga.

Rotasi Jabatan Itu Berkah Untuk Sanggau

Meskipun demikian, semua cerita indah pasti ada akhirnya. Begitu pun dengan masa jabatan AKBP Sudarsono di Mempawah.

Rotasi jabatan adalah hal lumrah di tubuh Polri. Namun, bagi warga Mempawah, kepergian sang kapolres rasanya seperti ditinggal pacar pertama—mengharukan sekaligus menyakitkan.

“Semoga beliau sukses di tempat tugas yang baru,” ucap Maman sambil tersenyum tipis. “Namun, saya yakin warga Mempawah akan merindukannya. Apalagi di masa-masa sulit seperti banjir, siapa lagi yang akan turun langsung membantu kami?”

Bagi warga Sanggau, kehadiran AKBP Sudarsono mungkin bakal menjadi berkah tersendiri.

Namun, bagi Mempawah, kehilangan sosok seperti dirinya tentu bukan perkara mudah. Pertanyaannya sekarang adalah, apakah penggantinya mampu melanjutkan jejak prestasi yang telah ditorehkan?

Pelajaran Penting Kisah AKBP Sudarsono

Ada banyak pelajaran yang bisa dipetik dari kisah kepemimpinan AKBP Sudarsono. Salah satunya adalah pentingnya membangun hubungan dekat antara pemimpin dan masyarakat.

Di dunia modern yang serba digital ini, kadang kita lupa bahwa interaksi personal masih memiliki nilai tersendiri.

Dan AKBP Sudarsono membuktikan bahwa ketulusan serta empati bisa menjadi senjata ampuh dalam memimpin.

Selain itu, kisah ini juga mengingatkan kita bahwa rotasi jabatan bukanlah akhir dari segalanya. Bagi para pemimpin, kesuksesan tidak diukur dari berapa lama mereka menjabat, melainkan seberapa besar dampak positif yang mereka tinggalkan.

Selamat Bertugas, Pak Sudarsono, Semoga Kami Tak Lupa Cara Menyebut Nama Anda

Perjalanan karier AKBP Sudarsono di Mempawah adalah sebuah narasi inspiratif yang patut dicatat dalam sejarah.

Meskipun kini ia harus meninggalkan kursi empuk sebagai Kapolres Mempawah, jejak-jejak kebaikannya akan tetap abadi di hati masyarakat.

“Terima kasih, Pak Sudarsono. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi langkah-langkah Anda di tempat tugas baru,” tutup Maman Suratman dengan nada haru.

Dan bagi kita semua, mari kita doakan agar sosok-sosok seperti AKBP Sudarsono tidak hanya menjadi legenda di Mempawah, tetapi juga tersebar di seluruh penjuru negeri.

Karena pada akhirnya, apa artinya jabatan jika tidak digunakan untuk melayani rakyat? ***