mgid.com, 605850, DIRECT, d4c29acad76ce94f
banner 728x90 banner 728x90 banner 728x90 banner 728x90 banner 728x90 banner 728x90 banner 728x90 banner 728x90 banner 728x90 banner 728x90 banner 728x90 banner 728x90

Faisal Basri: “Menuhankan” Ekonomi dan “Memberhalakan” Investasi Menjadi Kesalahan Utama RI Sejak Awal Tangani Pandemi Covid-19

  • Share
Keterangan foto: Faisal Basri. (Istimewa)

JAKARTA, infokalbar.com – Ekonom senior dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Faisal Basri menilai, sejak awal pemerintah RI telah mengambil langkah salah dalam menangani pandemi Covid-19. Dimana kebijakan yang dibuat kala itu lebih mementingkan sisi ekonomi, bukan bagaimana memprioritaskan pada penanganan kesehatan masyarakat. 

Bahkan dengan bahasa yang keras, Faisal menyebut, pemerintah bahkan telah menuhankan ekonomi dan memberhalakan investasi. Alhasil membuat pandemi “betah” berlama-lama di Indonesia.

“Kesalahan ini sejak awal. Yang membuat pandemi berlama-lama dan semakin buruk karena kita menuhankan ekonomi dan memberhalakan investasi,” kata Faisal dalam webinar, Jumat, (16/07/2021).

Dikutip dari Tempo.co, Sabtu (17/07/2021), Faisal menyebut, tersebut terlihat dari struktur Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional yang diketuai oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. 

Tak hanya itu, ia mengatakan Ketua Pelaksana KPCPEN pun dari kalangan ekonomi, yaitu Menteri Badan Usaha Milik Negara, Erick Thohir.

Begitu pula dengan sekretaris komite yang dijabat Raden Pardede dari Kamar Dagang dan Industri alias Kadin Indonesia dan Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso.

Belum lagi, saat ini PPKM Darurat yang dikoordinatori oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.

“Jadi suara kesehatan tidak terdengar. Apalagi Pak Luhut sudah ngomong, semua diam. Hanya mau mendengarkan masukan yang dia mau,” kata Faisal.

Ia juga menyoroti kesibukan Luhut yang juga menangani berbagai persoalan seperti hubungan luar negeri, persoalan dalam negeri, pariwisata, hingga pertambangan.

“Itulah pemimpin kita yang sudah kehabisan waktu. Jelas dia tidak bisa menyerapi masalah dengan baik karena semua orang punya kapasitas,” katanya.

Faisal Basri mengatakan penanganan pandemi di Indonesia semakin tidak karuan dan menyebabkan pemulihan ekonomi terbata-bata. Semakin efektif pembatasan sosial maka semakin cepat ekonomi pulih.

“Pemulihan ekonomi kita seperti ubur-ubur, seperti kura-kura, seperti bajaj. Kalau Filipina memang rada gila presidennya, kecepatan recoverynya seperti Ferrari,” singgungnya.

Faisal Basri juga menyoroti Turki dan India yang sempat menderita, namun kemudian angka kematiannya bisa ditekan lebih rendah dari Indonesia dan pemulihannya lebih cepat.

“Karena betul-betul kebijakannya firm, bold, sakit tapi sebentar,” tutur dia. “Di kesehatan kan gitu, banyak orang takut disuntik. Padahal kalau tidak disuntik lebih lama,” katanya. (FikA)

  • Share